Tugas
kimia
Menganalisis
kadungan yang ada di coolant (cairan pendingin pada mesin)
2.4. Cairan Pendingin (coolant)
Cairan
pendingin (Coolant) mempunyai kegunaan yang khusus dalam proses
pemesinan. Cairan pendingin perlu dipilih dengan seksama sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dilakukan dengan mesin perkakas. Penggunaan cairan pendingin ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti disemprotkan, dikucurkan,
dikabutkan, dll. Efektivitas dari cairan pendingin ini hanya dapat diketahui
dengan melakukan percobaan pemesinan.
2.4.1. Fungsi Coolant
Di dalam Proses Pemesinan, kita harus mengenal coolant sebagai suatu cara untuk menambah/memperpanjang umur pahat.
Fungsi dari coolant secara umum
adalah sebagai berikut :
·
Menurunkan temperatur pahat pada saat pemotongan
·
Menurunkan gaya potong.
·
Memperpanjang umur pahat
·
Melumasi elemen pembimbing (ways)
·
Memperhalus atau memperbaiki kualitas
permukaan benda kerja.
·
Membersihkan geram dari bidang geram
pada saat proses pemotongan.
·
Proteksi korosi pada permukaan benda
kerja yang baru terbentuk.
2.4.2. Jenis-Jenis Coolant
Secara umum coolant
yang biasa dipakai dapat dikategorikan dalam dua jenis coolant, yaitu :
1.
Air Blow
Merupakan Coolant
berupa tiupan udara yang dialirkan dari selang khusus. Coolant jenis ini digunakan untuk material yang cepat menangkap
dan melepaskan panas.
2. Water Blow
Merupakan coolant
yang berbentuk cair. Coolant ini
biasanya digunakan pada material yang
laju perpindahan panasnya lambat.
Coolant yang
termasuk ke dalam jenis Water Blow
ada dua macam yaitu :
1.
Bedasarkan komposisi ,
coolant jenis ini
terdiri atas:
a. Cairan
sintetik (synthetic fluids, chemical
fluids)
Cairan yang jernih atau diwarnai merupakan larutan murni
(true
solutions) atau larutan permukaan aktif (surface active). Pada larutan murni unsur yang dilarutkan tersebar
antara molekul dan tegangan permukaan (surface
tension) hampir tidak berubah. Larutan murni tidak bersifat melumasi tetapi
hanya dipakai untuk sifat penyerapan panas yang tinggi dan melindungi dari
korosi. Dengan menambah unsur lain yang mampu membentuk kumpulan molekul akan
mengurangi tegangan permukaan menjadi cairan permukaan aktif sehingga mudah
membasahi dan daya lumasnya naik.
b. Cairan emulsi (emulsions,
water miscible fluids, water soluble oil, emulsifiable cutting fluids).
Yaitu air yang mengandung partikel minyak (5–20 µm) unsur pengemulsi
ditambahkan dalam minyak yang kemudian dilarutkan dalam air. Bila ditambahkan
unsur lain seperti EP (Extreme Pressure Additives) daya lumasnya akan
meningkat.
c. Cairan
semi sintetik (semi synthetic fluids)
Merupakan perpaduan antara jenis sintetik dan emulsi.
Kandungan minyaknya lebih sedikit daripada cairan emulsi. Sedangkan kandungan
pengemulsinya (molekul penurun tegangan permukaan ). Partikel lebih banyak
daripada cairan sintetik. Partikel minyaknya lebih kecil dan tersebar. Dapat
berupa jenis dengan minyak yang sangat jenuh (super-fatted) atau jenis EP,(Exterme
Pressure).
a.
Minyak (cutting oils)
Merupakan
kombinasi dari minyak bumi
(naphthenic,paraffinic), minyak binatang, minyak ikan atau minyak nabati.
Viskositasnya bermacam-macam dari yang encer sampai dengan yang kental
tergantung pemakaianya. Pencampuran antara minyak bumi denga minyak hewani atau
nabati menaikkan daya pembasahan (wetting
action) sehingga memperbaiki daya lumas.
Penambahan unsur lain seperti sulfur, klor, atau fosfor (EP additives) menaikkan daya lumas pada temperatur dan
tekanan tinggi.
Gambar 2.26 Ilustrasi
Beberapa Jenis Cairan Pendingin
2. Berdasarkan
kandungan, terdiri atas :
a. Water Base
Dimana perbandingan kandungan antara air dengan zat tersebut adalah sekitar
1 : 10
b. Gil Bax
c. Campuran
2.4.3. Pemakaian Coolant
Adapun cara pemberian cairan pendingin (coolant)
antara lain :
1.
Manual
Bila mesin perkakas tak dilengkapi dengan sistem cairan pendigin, misalnya
mesin gurdi atau freis jenis “bangku” (bench
drilling/milling machine) maka cairan pendingin hanya dipakai secara
terbatas. Pada umumnya operator memakai kuas untuk memerciki pahat gurdi, tap,
atau freis dengan minyak pendingin.Penggunaan alat sederhana penetes oli yang
berupa botol dengan selang beridameter kecil akan lebih baik karena menjamin
keteraturan penetesan minyak. Penggunaan pelumas padat (gemuk/vaselin, atau Molybdenum–disulfide) yang dioleskan pada lubang – lubang yang akan
di tap akan menaikkan umur pahat pengulir (tapping
tool).
2.
Dikucurkan / dibanjirkan (flooding)
Sistem pendingin yang terdiri atas pompa, saluran, nozel dan tangki, dimiliki oleh hampir semua mesin perkakas. Satu
atau beberapa nozel dengan selang
fleksibel diatur sehingga cairan pendingin disemprotkan pada bidang aktif
pemotongan. Keseragaman pendinginan harus diusahakan dan bila perlu dapat
dibuat nozel khusus.
Gambar 2.27 Pemakaian
Cairan Pendingin Dengan Menggunakan Nozel.
3.
Ditekan lewat saluran pada pahat
Cairan pendingin dialirkan dengan tekanan tinggi melewati saluran pada
pahat. Untuk penggurdian lubang yang dalam (deep
Hole driulling; gun – drilling) atau pengefreisan dengan posisi yang sulit dicapai
dengan penyemprotan biasa. Spindel mesin perkakas dirancang khusus karena harus
menyalurkan cairan pendingin ke lubang pada pahat, lihat gambar 2.28
Gambar 2.28 Pahat Gurdi (Jenis End Mill )
4.
Dikabutkan (mist)
Cairan pendingin
disemprotkan berupa kabut. Partikel cairan sintetik, semi – sintetik atau
emulsi disemprotkan melalui aspirator
yang bekerja dengan prinsip seperti semprotan nyamuk. Cairan dalam tabung akan
naik melalui pipa berdiameter kecil karena daya vakum akibat aliran udara
diujung atas pipa dan menjadi kabut yang menyemprot keluar. Jenis pengabut lain
(pressure feed ; lihat gambar)
menggunakan dua selang yang bersatu di nozel
sehingga lebih mudah diarahkan semprotannya. Selang yang pertama membawa udara
tekan dan yang kedua membawa cairan dari tabung yang diberi tekanan. Pengabut ini
berukuran kecil dan mudah dibuat dan dipasangkan pada bench drilling/ milling machines menggantikan cara manual.
Pemakaian cairan dengan cara dikabutkan dimaksudkan untuk memanfaatkan daya
pendinginan karena penguapan. Pendingin jenis minyak jarang dikabutkan ( karena
masalah asap) kecuali dalam penggerindaan pahat karbida misalnya pada pembuatan
alur pematah geram (chip breaker)
dengan batu gerinda intan. Karena kabut tidak dapat masuk ke dalam lubang yang
relatif dalam, maka teknik pegabutan ini jarang dipakai dalam proses gurdi (drilling).
(sumber:
laboratorium inti teknologi produksi, laporan akhir pratikum proses produksi 1)
MEDIA PENDINGIN (COOLANT)
Di dalam segala operasi pembentukan dan
pemotongan, maka akan timbul panas yang tinggi, sebagai akibat dari gesekan dan
tekanan pahat terhadap benda kerja. Bila ke-2 (dua) hal tersebut tidak
dikendalikan dengan baik, maka baik permukaan pahat, maupun benda kerja akan
cendrung melekat (pada suhu titik lebur nya
las).

Secara teoritis,
maka distribusi sumber utama panas pada proses pembubutan, dapat dilihat pada
gambar ilustrasi berikut ini:
Fungsi Coolant:
a. mengurangi
gesekan antara geram, pahat dan benda kerja
b. mendinginkan
geram, pahat dan benda kerja
c. memperbaiki
kualitas permukaan benda kerja
d. membersihkan
permukaan benda kerja dari serpihan-serpihan logam
e. mengurangi
tekanan geram terhadap mata pahat
f. menaikkan umur
pahat
g. mengurangi
kemungkinan terjadi nya korosi pada benda kerja
h. dll.
Melihat fungsi coolant yang
begitu banyak, maka tidak semua zat cair dapat digunakan sebagai media
pendingin mesin bubut.
Untuk itu
dibawah ini dapat dilihat apa saja syarat media pendingin yang bagus, baik
untuk benda kerja, pahat demikian juga untuk mesin bubut nya.
Syarat Media Pendingin:
a. sebaiknya media pendingin tidak
mengganggu kenyamanan operator (bau, dll)
b. tidak boleh merusak mesin
c. daya serap panas nya harus baik
d. tidak mudah menguap
e. tidak berbuih
f. bersifat melumasi
g. titik didih nya harus tinggi
h. harus dapat digunakan secara terus menerus
(tersedia cukup banyak)
(contoh: untuk pembubutan kasar,
diperlukan coolant 3 galon/menit)
Agar cairan media pendingin
bisa berfungsi optimal, maka adakalanya harus ditambahkan beberapa unsur kimia.
Untuk itu, berikut ini akan dijelaskan unsur-unsur apa saja yang sering
ditambahkan kedalam ciran coolant, termasuk kegunaan nya.
Zat
Kimia Yang Ditambahkan Pada Coolant:
a. Amina dan Nitrit; bertujuan untuk
mencegah karat
b. Nitrat; dimaksudkan untuk
menstabilkan Nitrit
c. Fospat dan Borak; untuk me lunak kan
air
d. Soda dan air; untuk melumasi dan
mengurangi tegangan permukaan
e. Fosfor, Chlorin dan Belerang; untuk
pelumasan secara kimiawi
f. Chlorin; untuk pelumasan
g. Glikol; sebagai bahan pengaduk dan
pembasah
h. Germisida; untuk mengendalikan
pertumbuhan bakteri
Catatan:
Jenis
dan campuran coolant yang akan digunakan, sangat tergantung kepada:
a.
Jenis bahan benda kerja
b.
Jenis operasi yang digunakan (ringan/berat)
2.10.4.
MATERIAL DAN COOLANT
Agar tidak salah memilih
jenis media pendingin yang akan digunakan untuk material benda kerja tertentu,
maka dibawah ini dapat dilihat tabel nya secara lengkap:
No
|
Material Benda Kerja
|
Jenis coolant
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Besi
Cor
Aluminium
Besi
mampu tempa
Kuningan
Baja
Besi
tempa
dll
|
-
udara tekan
-
larutan minyak
-
udara terbuka (1 atm)
-
kerosen
-
larutan minyak
-
air soda
-
udara terbuka
-
oli
-
minyak mineral ringan
-
sabun
-
udara terbuka
-
minyak parafin
-
campuran minyak hewani
-
minyak yang larut didalam air
-
minyak termsulfurisasi
-
minyak mineral
-
lemak hewani
-
minyak yang larut didalam air
|
(sumber:
pusat pengembangan bahan ajar UMB: Ir. Ganda samosir, M.sc. tenik manufaktur)

Tidak semua bahan kimia bisa dijadikan bahan
pendingin untuk mesin. Hanya bahan-bahan yang bersifat melumasi, membersihkan
dan menurunkan panas saja yang bisa dijadikan bahan pendingin pada mesin.
Coolant berasal dari minyak bumi, nabati, maupun hewani tapi bisa juga
menggunakan bahan-bahan kimia agar coolant yang dihasilkan lebih maksimal
hasilnya. Jadi, pada hal ini bahan kimia hanya berperan sebagai bahan tambahan
saja. Sekian informasi saya tentang coolant beserta kesimpulannya semoga
bermanfaat :)
sumber: gatau lupa yang jelas ini dari banyak blog saya jadikan 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar